Minggu, 26 Desember 2010

Kebangkitan Umat Islam di Indonesi

Oleh : Karina Pramitasari (Staf KP KAMMI UIN)

Kebangkitan umat islam di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh pemikiran-pemikiran para tokoh islam seperti Haji Samanhudi, Umar Said Cokroaminioto, Kyai Haji Ahmad Dahlan, Kyai Haji A. Wahab Hasbullah dll. Tampilnya tokoh-tokoh tersebut juga tidak telepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi baik itu faktor luar negri atau faktor dalam negri.
Di awali dengan berdirinya”Syariat Dagang Islam” di Bogor, juga di Solo. Kemudian atas prakarsa Haji Umar Said Cokroamminoto menjadi Syarikat Islam yang sebelumnya gerakan keagamaan menjadi cita-cita politik.
Pembaharuan islam di Indonesia ditandai dengan berdirinya berbagai
Organisasi Islam. Di antara Organisasi tersebut adalah Jamiyatu Khair di jakarta pada tahun 1905. perkumpulan ini lebih banyak bergerak dalam bidang pendidikan dan mendidik generasi muda untuk meneruskan perjuangan islam, pada tahun 1905, K. H. M. yasin di Menes banten Jawa Barat, mendirikan Matha'ul Anwar: organisasi sosial keagamaan yang lebih banyak bergerak di bidang Pendidikan . Politik mereka di salurkan di salurkan melalui Syariat Isalm, Muhamamadiyah di dirikan di Yogyakarta(1912), Pesatuan Islam(persis) didirikan di bandung (1923) dan NU didirikan di Surabaya(1926) dan berbagai Organisasi keagamaan lainnya yang tumbuh pada masa reformasi. Adapun gerakan pembaharuan Muhammadiyah adalah sebagai berikut;
a) Muhammadiyah
Pendirinya adalah Kyai Haji Ahmad Dahlan pada tanggal 18 november 1912. bertujuan untuk menegaklkan dan menjujujng tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya . Muhammadiyah berkembang dengan cepat sesuai dengan identitasnya sebagai gerakan pembaharuan mengolah dirinya dengan Organisasi modern.
Pada tahun 1914 di bawah pimpinan Ahmad Syurbat, berdirilah “Al- Irsyad”juga pada tahun 1923 berdiri pada pula persaatuan islam (persis) dibawah pimpinan Ahmad Hasan di Bandung. Ketiganya memiliki tujuan yang sama yaitu pembaharuan islam.
Muhamamdiyah sangat aktif menyebarkan pemikiran pembaharuannya dengan selogan “kembali kepada Qur’an dan Hadits”. Muhammadiyah menyatakan diri membebaskan manusia dari ikatan-ikatan tradisionalisme, konservatip,formalisme, dan taqlidisme .


Karina Pramitasari ( KAMMI UIN SUKA)
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Sains dan Teknologi
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

0 komentar:

Posting Komentar