Pasca kekalahan yang dialami oleh Tim Indonesia pada pertandingan semifinal melawan Tim Malaysia saat memperebutkan piala AFF, banyak rakyat Indonesia yang merasa kecewa dan tidak sedikit pula rakyat Indonesia menghujat bahkan merasa dendam dengan tim Malaysia. Pasalnya, pertandingan yang semula berlangsung aman dan fair harus tercoreng dikarenakan ulah tim supporter dari Malaysia. Mereka melakukan kecurangan yakni melaser mata dan bagian tubuh lain dari pemain-pemain Indonesia. Sudah tentu hal ini adalah tindakan yang sangat melanggar kesportifan dalam suatu pertandingan karena tindakan ini mengakibatkan pemain dari Tim Garuda kehilangan konsentrasi. Belum lagi efek yang ditimbulkan apabila terkena sinar laser tersebut dapat membuat kebutaan sementara. Oleh sebab itu, pada saat pertandingan ini pemain Indonesia harus mengalami kekalahan 3-0.
Saat Indonesia dan Malaysia bertemu kembali di babak final yang berlangsung di kandang Indonesia, tepatnya di stadion Gelora Bung karno, Jakarta. Patut diakui kehebatan Tim Indonesia pada saat itu, karena permainannya yang sangat apik dan perlakuan supporter yang fair. Kecurangan yang dilakukan oleh supporter Malaysia dengan melaser pemain Indonesia pada saat semifinal tidak dibalas dengan kecurangan juga oleh pemain maupun supporter Indonesia. Pada akhir pertandinganpun Indonesia menjadi pemenang dengan skor 2-1 walau tidak menjadi juara AFF karena tertinggal 2 angka dari Malaysia.
Jadi apa hubungannya piala AFF ini dengan Pemilwa UIN SUKA ya?. Perlakuan supporter Malaysia pada pemain Indonesia pada pertandingan tersebut dapat diambil pelajaran berharga oleh kita semua. Mengapa demikian? Pastinya kita tidak mau di curangi dan punya pemimpin yang terlahir dari proses kecurangan pula, bukan?.
Nah, tepat pada tanggal 24 Januari 2011, Uin Sunan Kalijaga akan melaksanakan pemilihan raya mahasiswa (Pemilwa). Jadi penulis yakin sekali bahwa kecurangan yang dilakukan Malaysia tersebut tidak ingin kita alami juga pada saat pemilwa di Kampus UIN Sunan Kalijaga (UIN SUKA) nantinya. Kita sebagai mahasiswa UIN SUKA juga sudah tentu tidak ingin menyerahkan amanah BEM, SEMA, atau DEMA di kampus kita pada orang-orang yang menang dengan cara yang curang. Oleh sebab itu, harapan kita semua semoga nanti terciptanya pemilwa yang sehat/ fair.
Mahasiswa juga pasti berharap tidak ada sedikitpun kecurangan demi merebut sebuah kekuasaan yang semu belaka. Jangan karena pemilwa, parpol-parpol mahasiswa tersebut menghalalkan segala cara, seperti yang dilakukan parpol-parpol yang ada di negara kita pada saat masa-masa pemilu. Mereka dapat melakukan apa saja, bahkan melakukan hal tidak semestinya dilakukan oleh calon pemerintah yang akan menjabat sebagai wakil rakyat, contohnya menggelembungkan surat suara, mencoblos dengan identitas orang lain, menjelek-jelekkan partai lain, mencabut atau merobek atau membakar spanduk-spanduk/ baliho/ sarana kampanye partai lawan, mengancam orang lain agar mencoblos calon/ partai yang di usung, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sekali lagi penulis tekankan, mari CIPTAKAN PEMILWA UIN SUKA YANG SEHAT DAN BERSAHAJA. Jadi, siapapun yang menang dapat menjalankan amanah dengan sebaik-baiknya. Aspirasi kita sebagai mahasiswapun dapat terwakilkan dengan baik oleh teman-teman yang terpilih nantinya. Ingat, tetaplah menjadi pemenang walau tidak menjadi sang juara.
Hijri Yulidawati (KAMMI UIN SUKA)
Jurusan Keuangan Islam (KUI)
Fakultas Syariah
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
0 komentar:
Posting Komentar